Apa
itu MERS ? Seberapa bahayakah virus
itu ? Bagaimana penularannya? Apakah gejala-gejala orang yang positif terkena
MERS ? bagaimana pencegahan dan cara mengobatinya?
Mari
kita simak ulasan-ulasan berikut ini !!!
Apa itu MERS ??
Virus MERS (Middle Eastern Respiratory Syndrome) merupakan virus yang termasuk
dalam kelompok Coronavirus. Virus SARS, Severe acute respiratory syndrome, yang
sempat mewabah pada tahun 2002-2003 (8273 kasus dan 775 diantaranya meninggal
dunia - @Wikipedia) juga termasuk
dalam kelompok ini, namun terlalu cepat jika menyimpulkan bahwa virus MERS
merupakan mutasi dari virus SARS, karena sejauh ini belum ada penelitian yang
mampu membuktikan hal itu.
Penyakit yang disebabkan oleh virus MERS
pertama kali terdeteksi pada tahun 2012 di Jordania dan menyebabkan korbannya
meninggal dunia yaitu seorang mahasiswa dan seorang perawat (Science News).
Berikut ini lima hal yang sebaiknya
diketahui tentang virus MERS. Disarikan oleh Maggie Fox, kontributor NBC News (NBC).
1. Wabah
ini dikategorikan sebagai wabah baru.
2.
Penyakit
yang mematikan Sekitar 30 % dari korban yang terinfeksi meninggal dunia.
3. Relatif
tidak mudah menular, jika dibandingkan dengan “saudaranya” virus SARS. Korban
terinfeksi MERS pada umumnya mengalami kontak dengan korban sebelumnya dalam
jarak yang sangat dekat dan dalam waktu yang cukup ,lama.
4. Belum ada obat
penyembuhnya. Perlakuan yang diberikan kepada korban
masih bersifat mengurangi gejala-gejala yang timbul
5. Belum
diketahui sumber atau asal dari virus MERS. Penelitian terkait menduga berasal
dari Unta, namun sebagian besar korban
diketahui tidak ada kontak dengan unta.
Reuters memberitakan bahwa Arab Saudi
menemukan 18 kasus baru penyakit yang disebabkan oleh virus MERS, sehingga
sampai saat ini jumlah total yang terinfeksi di negara tersebut sebanyak 449
orang, dan 121 di antaranya meninggal dunia. Bahkan menurut surat kabar jpnn.com terbitan jum’at 9 mei sudah terdapat
dua orang warga sumbar yang terindikasi terjangkit virus MERS tsb.
Bagaimana Virus MERS Menular?
(tribunnews,
Rab 7 mei) Gejala penyakit ini mirip dengan flu, yakni demam, batuk, dan sesak
napas. Namun, virus ini akan menyerang hebat jika menginfeksi saluran
pernapasan. Berikut adalah cara penularan /penyebaran Virus Corona MERS : (informasi-kesehatan.net)
1. Penularan
Lewat bersin atau batuk
2. Penularan
lewat benda-benda yang sudah terkontaminasi virus MERS
3. Kontak
langsung dengan penderita
Meski
penularan virus korona terjadi antarmanusia, menurut Health Protection Agency, penularannya sangat terbatas.
Jika penularannya mudah, tentu jumlah kasusnya akan lebih besar lagi. "Jika
si A terinfeksi, ia bisa menularkan MERS kepada si B, tetapi si B tidak bisa
dengan mudah menularkannya ke orang lain, misalnya ke C. Ini disebut juga
dengan penularan tertiary," kata Dr Michael
Osterholm dari Pusat Penelitian Penyakit Menular Universitas
Minnesota.
Menurut
WHO, virus korona termasuk rapuh
karena ia hanya bisa bertahan di luar tubuh selama 24 jam. Virus ini juga
gampang dibunuh dengan sabun antibakteri.
Oleh
karena itu, selalu cuci tangan dengan sabun saat berada di ruang terbuka dan gunakan
masker untuk menghindari percikan ludah.
Bagaimana Pencegahannya??
1. Melaksanakan
perilaku hidup sehat.
Usahakan untuk selalu
mencuci tangan dengan sabun antiseptic. Segera konsultasikan ke dokter jika
anda mengalami masalah kesehatan seperti demam, batuk dan kesulitan bernapas
2. Lindungi
diri dari pnularan
Lindungi diri anda dari virus yang hampir sama
dengan influenza. Sebaiknya anda tunda lebih dulu untuk bepergian jika
merasakan gejala influenza. Agar lebih aman, tutup mulut dan hidung dengan
masker atau minimal dengan tangan.
Bagaimana Mengobatinya
??
Seperti pembahasan sebelumnhya, Virus
MERS tergolong baru, oleh karena itu sampai saatini belum ditemukan obat untuk
mengalahkan Virus ini. Sehingga KSR PMI UPT UNTIRTA Menghimbau kepada seluruh masyarakat
khususnya kalangan mahasiswa untuk dapat mensosialisakan terkait ancaman virus
MERS ini, kepaada teman, sanak saudara dan orang-orang disekitar kita. Bukankah
MENCEGAH lebih baik dari pada MENGOBATI” ??
Edited By Divisi INFOKOM KSR PMI UPT UNTIRTA